Pernahkah kamu mendengar istilah ”daerah aliran sungai (DAS)”? Apakah DAS hanya meliputi daerah yang ada di kanan kiri sungai saja? Banyak orang awam memang menganggap bahwa DAS hanyalah daerah-daerah yang berada di kanan kiri sungai. Tetapi sebetulnya wilayah DAS lebih luas lagi.
a. Definisi DAS
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu daerah yang dibatasi atau dikelilingi oleh garis ketinggian di mana setiap air yang jatuh di permukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Dalam sistem DAS, ada tiga komponen yang mendukungnya, yaitu komponen masukan berupa curah hujan, komponen output berupa debit aliran dan polusi/sedimen, merupakan komponen proses yaitu manusia, vegetasi, tanah, iklim, dan topografi.
Pembatasan DAS biasanya dilakukan dengan bantuan peta topografi atau foto udara karena wilayah DAS cukup luas. Dilihat dari bentuknya, DAS ada yang membulat dan ada yang memanjang. Bentuk DAS yang berbeda tersebut menyebabkan ciriciri hidrologi yang berbeda pula. DAS yang bentuknya
memanjang, banjir lebih sulit terjadi dan DAS yang membulat, banjir lebih mudah terjadi.
Contoh-contoh DAS di Indonesia:
1) DAS Ciliwung, yang mempunyai hulu di Bogor dan hilir di Kota Jakarta.
2) DAS Bengawan Solo, yang mempunyai hulu di Wonogiri dan hilir di Gresik.
3) DAS Mahakam, yang mempunyai hulu di Pegunungan Bawui dan hilir di Samarinda.

b. Faktor-Faktor Penyebab Rusaknya DAS
Oleh karena daerah aliran sungai dapat mencakup wilayah yang luas, sering kali mencakup beberapa wilayah administrasi. Oleh sebab itu, pengelolaan DAS sering dilakukan secara lintas wilayah dan lintas sektoral. Jika pada DAS tidak dilakukan pengelolaan, maka akan terjadi degradasi dan kerusakan. Salah satu indikasi bahwa DAS telah mengalami degradasi adalah terjadinya banjir.
Daerah aliran sungai merupakan bagian dari sistem hidrologi. Kegiatan manusia yang dilakukan dalam suatu DAS akan berpengaruh terhadap keseimbangan hidrologinya. Agar keseimbangannya tetap terjaga, maka kita perlu menjaga kelestariannya dengan menyeimbangkan penggunaan lahan dengan kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, mencegah pencemaran, dan mencegah penurunan kualitas DAS.
Penurunan kualitas dan kerusakan DAS dapat dilihat dari beberapa petunjuk, antara lain adanya perubahan keseimbangan debit air sungai pada saat musim hujan dan musim kemarau, banjir di daerah hilir, air sungai yang keruh karena banyak mengandung sedimen lumpur, banyak organisme sungai yang mati karena pencemaran limbah kimia, dan banyaknya sampah rumah tangga di sungai. Nah, berikut beberapa tindakan yang menyebabkan penurunan dan kerusakaan DAS.
1) Penebangan Hutan yang Berlebihan
Ingatkah kamu proses dalam siklus hidrologi? Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh akan diserap oleh tumbuhtumbuhan dan akan disimpan dalam tanah sebagai cadangan air tanah. Jadi, cobalah bayangkan apa yang akan terjadi jika hutan-hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air tersebut banyak yang ditebang?
2) Penutupan Danau dan Kantong-Kantong Air Lainnya
Dengan adanya danau dan kantong-kantong air lainnya, hujan yang jatuh tidak langsung mengalir ke bawah, tetapi akan masuk dan mengisi cekungan-cekungan di dalam DAS, sehingga kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah lebih besar dan lebih lama. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika danau dan kantong-kantong air di daerah hulu tersebut ditutup untuk kepentingan perluasan permukiman, industri, dan lain sebagainya.
3) Berubahnya Saluran Drainase dan Sungai
Saluran drainase dan sungai dapat berubah karena adanya pengendapan hasil-hasil erosi dan pembuangan sampah oleh masyarakat ke saluran tersebut. Bentuk perubahan saluran drainase dan sungai dapat berupa pendangkalan saluran, yang menyebabkan kapasitas penampungan air menjadi berkurang. Coba umpamakanlah saluran drainase dan sungai sebagai gelas. Apabila gelas kamu isi dengan air sampai penuh, kemudian kamu masukkan air terus-menerus, apa yang akan terjadi? Ya, begitulah banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi ditambah dengan daya tampung saluran drainase dan sungai yang telah berkurang.
4) Pembuangan Limbah Berbahaya
Limbah-limbah yang mengandung bahan kimia bisa berasal dari limbah domestik, limbah industri, pengolahan lahan, dan lain sebagainya, dapat menurunkan kualitas air sungai dan berbahaya bagi makhluk hidup yang memanfaatkan air sungai tersebut.

c. Usaha Pelestarian DAS
Supaya DAS tidak mengalami kerusakan maka perlu usaha pemeliharaan sehingga unsur-unsur yang ada di dalam DAS (unsur fisik, kimia, dan biologi) tetap terjaga kelestariannya. Usaha menjaga kelestarian DAS dapat dilakukan dengan konservasi lahan di dalam DAS tersebut dengan dua metode, yaitu metode vegetatif dan mekanik.
1) Metode Vegetatif
a) Penghutanan kembali lahan hutan gundul.
b) Penghijauan pada lahan terbuka dan berlereng curam dengan penanaman pohon-pohon serta rerumputan.
c) Penutupan lahan terbuka dengan tanaman penutup.
d) Penanaman dengan cara melajur sesuai garis ketinggian (kontur).
e) Menutup lahan terbuka dengan sisa-sisa tanaman agar bisa ditumbuhi semak-semak.
2) Metode Mekanik
a) Pembuatan selokan atau saluran air.
b) Pembuatan terasering pada lereng curam dengan mengikuti garis kontur.
c) Pembuatan sumur resapan.
d) Pembuatan talud dan tanggul pada lereng-lereng curam.

d. Manfaat Sungai
Air sungai dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mencuci, memasak, mandi, irigasi pertanian, dan sebagai sumber air minum. Hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk kehidupannya. Selain itu, sungai-sungai besar digunakan sebagai sarana transportasi yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Air sungai juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).