Senin, 06 Mei 2013
Bahaya Sekularisme
Allah swt Berfirman:
Allah
berfirman: “Turunlah kalian berdua dari surga bersama-sama, sebagian
kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepada
kalian hidayah dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti hidayah-Ku, ia
tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
Berkatalah ia: “Ya Robbi-ku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam
keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Alloh
berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, kamu-pun
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan”. Dan
Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya
kepada ayat-ayat Robbi-nya. dan Sesungguhnya azab di akhirat itu lebih
berat dan lebih kekal. (Qs. Thoha [20]: 123-127)
Sejarah
munculnya sekularisme sebenarnya merupakan bentuk kekecewaan (mosi
tidak percaya) masyarakat Eropa kepada agama kristen saat itu (abad-15
an). Di mana kristen beberapa abad lamanya menenggelamkan dunia barat ke
dalam periode yang kita kenal sebagai the dark age. Mulailah
mereka menyingkirkan ajaran-ajaran Kristen dari kehidupan berbangsa dan
bernegara, atau sekularisme, walaupun sebenarnya memang tidak ada ajaran
Kristen untuk berbangsa dan bernegara. Hakekatnya mereka tidak ingin
hanya gereja yang memiliki kebebasan hidup dan kenikmatannya yang selama
ini diklaim atas nama Tuhan, mereka ingin semua kebebasan dan
kenikmatan itu dinikmati bersama.
“Ma`īsyatan Donka” Istilah
yang tepat bagi masyarakat Eropa yang telah memilih i`rod dari hidayah
Islam yang dibawa `Isa as, bahkan menolak Islam yang diajarkan
Rosulullah saw yang merupakan risalah terakhir sebagai kelanjutan
risalah `Isa as sebelumnya. Keruntuhan dalam bidang kemanusiaan (human),
politik, budaya, sosial, bahkan akhlak dan moral manusia terjadi,
hingga terus meluncur ke alam lumpur yang gelap gulita.
1. Hancurnya keyakinan terhadap agama
2. Menafikan adanya tujuan dan maksud dari penciptaan manusia
3. Menganggap manusia tak ubahnya sama dengan binatang dan hanya terdiri dari materi.
4. Mutlaknya relativisme yang menjadi urat keyakinan agama mereka.
Allah swt sangat jelas membuktikan sejarah kauni-Nya, bahwa siapapun dan Bangsa manapun yang telah i`rod dari hidayah agama-Nya, pasti “ma`īsyatan donka”, the dark age. Jalan keluar apapun untuk keluar dari “ma`īsyatan donka” itu selain kembali kepada hidayah Islam, pasti akan tetap berputar pada “ma`īsyatan donka”
yang sama. Mereka bisa lari dari kungkungan kekuasaan gereja menuju
demokrasi, tetapi mereka tidak bisa menolak kenyataan bahwa hasilnya
pasti sama, yaitu “ma`īsyatan donka”, karena hakekatnya i`rod dari hidayah Islam.
I`rod dalam bahasa Iman adalah:
أي: خالف أمري، وما أنزلته على رسولي، أعرض عنه وتناساه وأخذ من غيره هداه
“Menyelisihi
perintah-Ku (Alloh Swt), dan wahyu yang Aku turunkan kepada Rosul-Ku.
Dia berpaling darinya, melupakannya dan mengambil hidayah dari
selainnya”. (Tafsir Ibn Katsir: 5/322)
يعني: القرآن، فلم يؤمن به ولم يتبعه
“(I`rod) terhadap al-Qur`an, tidak mengimani dan mengikutinya”. (Tafsir al-Baghawi: 5/300)
Apapun
nama yang akan dijadikan pelapis atau pakaian dari sikap i`rod;
kekuasaan gereja (Theokrasi), demokrasi atau sekularisasi agama,
hakekatnya tetap sama, yaitu tidak menjadikan Islam sebagai hukum dan
pedoman tertinggi dalam seluruh kehidupan manusia.
“Ma`īsyatan donka”,
the dark age, tidak berhenti hanya di dunia, walaupun realita itu pasti
akan diderita pula di dalamnya. Di dunia, kehidupan yang semakin sesak,
dipenuhi semua barang-barang haram, ekonomi busuk penuh tipu muslihat,
sampai hilangnya jiwa qana`ah tidak pernah merasa puas melilit kehidupan
umat manusia (lihat Tafsir al-Baghawi), ya… hilangnya thuma`ninah
(kebahagiaan yang penuh kedamaian) dalam jiwa insan seperti yang
dikatakan oleh Muhammad Quthb.
Di alam kubur dan di akhirat, insan-insan yang wafat dan meninggal duniapun terancam “ma`īsyatan donka”.
Dihimpit tanah hingga hancur tulang-belulangnya, sampai kehidupan penuh
siksa abadi tak terkira, minum air kotoran dan nanah para pelacur serta
panggangan api Jahannam tanpa ampunan dari Dia Yang Maha Rohman. Inilah
kehidupan dari sebuah alternatif sekularisme yang hanya dinikmati 70
tahun kehidupan dunia, itupun tak sepenuh tahun kehidupannya.
Aneh sungguh aneh, Bangsa kita yang mayoritas beragama Islam – pun memilih untuk mengulang sejarah dan konsep “ma`īsyatan donka”
yang sama menimpa Eropa di atas asas sekularisme. Tanda-tanda yang sama
kini dapat disaksikan dan dirasakan dalam semua kehidupan kita.
Carut-marut kehidupan politik yang penuh dengan serigala pemangsa hidup
manusia, kerusakan sistem ekonomi riba yang terus memakan darah dan nadi
kehidupan umat, hancurnya kebebasan human right yang melemparkan
kehormatan kulit dan daging Insan kepada binatang ternak hewani, sampai
makanan dan minuman hiburan yang menumbuhkan pembusukan jiwa umat
manusia di seluruh kehidupan mereka. Yang lebih berat dari itu semua
kehidupan akhirat umat manusia terancam dahsyat dengan siksaan pedih
sepanjang zaman.
Akankah
kesadaran kita terlambat? Menunggu semuanya terlanjur terjadi dan
terbukti? Tidakkah kita bisa mengambil `ibroh kehidupan kita? Tidakkah
Firman-firman Alloh Swt menjadikan Kolbu-kolbu kita tunduk menerimanya?
0 komentar:
Posting Komentar